Ekonesia Ekonomi – Anggota Komisi VI DPR RI, Ahmad Labib, menyatakan dukungan penuh terhadap langkah strategis PT Pertamina (Persero) dalam menghadapi potensi dampak konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran terhadap pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) nasional. Dukungan ini mencerminkan keyakinan terhadap kesiapan Pertamina dalam menjaga ketahanan energi Indonesia di tengah ketidakpastian global.
Labib mengapresiasi respons cepat dan profesional Pertamina dalam mengelola risiko geopolitik yang meningkat. Menurutnya, langkah-langkah antisipatif yang diambil Pertamina, termasuk diversifikasi sumber impor minyak mentah di luar kawasan Teluk dan peningkatan cadangan operasional BBM, menunjukkan komitmen kuat perusahaan dalam menjaga stabilitas pasokan energi dalam negeri.

"Komisi VI DPR RI memberikan dukungan penuh kepada Pertamina yang telah bekerja cepat, profesional, dan antisipatif dalam mengelola risiko global ini," ujar Labib di Jakarta, Senin.
Ancaman penutupan Selat Hormuz, jalur vital distribusi energi global, menjadi perhatian utama. Labib menekankan pentingnya dukungan politik dan fiskal terhadap skenario darurat yang disiapkan Pertamina untuk mengantisipasi situasi tersebut. Ia juga mengapresiasi upaya Pertamina dalam memperkuat infrastruktur kilang dan distribusi nasional.
"Penutupan Selat Hormuz bukan hanya menjadi ancaman regional, tapi risiko global. Sebagian besar impor minyak mentah Indonesia selama ini melalui jalur tersebut. Karena itu, skema mitigasi yang disiapkan Pertamina harus kita dukung dan kawal bersama," tegasnya.
Labib juga menyoroti pentingnya koordinasi lintas sektor antara Pertamina, Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, serta TNI dalam pengamanan jalur distribusi energi nasional. Selain itu, ia mendorong penguatan produksi migas dalam negeri untuk ketahanan energi jangka panjang.
"Jangan sampai rakyat yang menjadi korban jika kita tidak siap menghadapi krisis pasokan," katanya.
Labib mengajak seluruh elemen bangsa untuk tetap tenang, menggunakan energi secara bijak, dan percaya pada kemampuan nasional dalam menjaga kedaulatan energi di tengah dinamika global yang tak menentu. Parlemen, menurutnya, siap memberikan dukungan anggaran dan regulasi untuk memastikan Indonesia mampu bertahan dalam tekanan energi global. Artikel ini ditulis oleh tim Ekonesia.com, terinspirasi dari laporan ekonosia.com sebelumnya.
Tinggalkan komentar