Ekonesia Market – Di tengah tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate), PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR) masih menawarkan iming-iming bunga deposito hingga 9% per tahun. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan, mengapa bank digital ini mempertahankan suku bunga tinggi sementara bank lain mulai menyesuaikan?
SVP of Finance Amar Bank, David Wirawan, menjelaskan bahwa penyesuaian suku bunga deposito tidak bisa dilakukan secara instan mengikuti penurunan BI Rate. Menurutnya, perubahan suku bunga deposito lebih dulu menyasar nasabah korporasi dan high net worth individuals (HNWI).
"Penentuan suku bunga tidak hanya berdasarkan BI Rate, tapi juga mempertimbangkan besaran dana yang ditempatkan dan kolaborasi yang terjalin," ujar David dalam public expose di Jakarta Pusat. Amar Bank akan terus mengevaluasi berbagai faktor sebelum memutuskan penurunan suku bunga deposito.
Terkait suku bunga kredit, Amar Bank mempertimbangkan kondisi penyaluran kredit melalui channeling ke fintech P2P lending Tunaiku. Selain itu, faktor risiko nasabah juga menjadi pertimbangan dalam penyesuaian bunga kredit. "Jika customer memiliki riwayat yang baik, penyesuaian penurunan suku bunga bisa dilakukan tanpa harus menunggu penurunan BI Rate," imbuh David.
Sebagai informasi, Amar Bank menjadi salah satu bank yang sempat menaikkan suku bunga deposito di awal tahun, saat industri perbankan menghadapi tantangan likuiditas dan persaingan dana murah.
Konsumen perlu waspada, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hanya menjamin simpanan dengan suku bunga di bawah Tingkat Bunga Penjaminan (TBP). LPS sendiri telah menurunkan TBP untuk bank umum menjadi 4,00% dan valuta asing menjadi 2,00%.
Tinggalkan komentar