Krisis Pangan Mengintai? Ini Solusi Jitu Atasi Degradasi Lahan!

Rachmad

16 Juni 2025

2
Min Read
 Krisis Pangan Mengintai? Ini Solusi Jitu Atasi Degradasi Lahan!

Ekonesia Ekonomi – Indonesia menghadapi tantangan serius terkait degradasi lahan yang mengancam produksi pangan nasional. Peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia pada 17 Juni menjadi momentum untuk merefleksikan masalah ini dan mencari solusi berkelanjutan.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menunjukkan bahwa sekitar 14 juta hektare lahan di Indonesia mengalami degradasi berat. Kondisi ini disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari konversi hutan yang tidak terkendali, aktivitas pertambangan, hingga praktik pengelolaan lahan yang kurang tepat. Akibatnya, lahan yang dulunya subur kini menjadi tidak produktif dan menurunkan kapasitas produksi pangan.

 Krisis Pangan Mengintai? Ini Solusi Jitu Atasi Degradasi Lahan!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Degradasi lahan diperparah dengan kekeringan yang melanda berbagai wilayah. Fenomena El Nino pada tahun 2023 menyebabkan musim kemarau panjang, merusak tanaman dan memicu kebakaran hutan. Meskipun musim hujan diperkirakan akan kembali normal pada tahun 2025, risiko kekeringan tetap ada, terutama selama musim kemarau dari Juli hingga September.

Di tengah tantangan ini, ada secercah harapan. Pada kuartal pertama 2025, produksi beras nasional melonjak 52,32 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, mencapai 8,67 juta ton. Peningkatan ini didorong oleh perluasan area panen padi yang mencapai 2,83 juta hektare. Kementerian Pertanian menargetkan produksi padi nasional mencapai 34 juta ton pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya mencapai swasembada pangan pada tahun 2027.

Pemerintah berencana membuka 3 juta hektare lahan baru untuk pertanian, dengan fokus pada lahan rawa di Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua. Namun, ekspansi lahan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan aspek lingkungan.

Untuk mengatasi degradasi lahan dan menjaga ketahanan pangan, Indonesia perlu mendorong diversifikasi pangan dengan memanfaatkan potensi komoditas lokal yang tahan kekeringan. Sorgum, sagu, ubi kayu, dan talas adalah contoh tanaman yang cocok dikembangkan di lahan marginal. Selain itu, pengelolaan lahan yang bijaksana, restorasi lahan terdegradasi, dan penerapan teknologi pertanian ramah lingkungan seperti pupuk organik dan sistem irigasi efisien sangat penting untuk meningkatkan hasil pertanian tanpa merusak lingkungan.

Menurut Ekonesia Ekonomi – , dengan strategi yang tepat dan komitmen yang kuat, Indonesia dapat mengatasi tantangan degradasi lahan dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post