Dompet Menipis? QRIS Jadi Saksi Bisu Kelas Menengah

Agus Riyadi

7 Juni 2025

2
Min Read
Dompet Menipis? QRIS Jadi Saksi Bisu Kelas Menengah

Ekonesia Market – Kondisi ekonomi yang kurang menggembirakan ternyata berdampak signifikan pada daya beli masyarakat kelas menengah di Indonesia. Indikasi ini terlihat dari penurunan transaksi digital, khususnya melalui platform pembayaran QRIS, yang menjadi sinyalemen mengkhawatirkan.

Data dari beberapa bank menunjukkan adanya tren penurunan transaksi QRIS. Bank Jatim (BJTM), misalnya, mencatat penurunan nominal transaksi QRIS Merchant dari Rp176,30 miliar pada Juni 2024 menjadi Rp127,91 miliar pada Juli, dan hanya sedikit naik menjadi Rp130,51 miliar pada Agustus. Meskipun secara tahunan masih menunjukkan pertumbuhan dibandingkan Januari, tren penurunan sejak Juni patut diwaspadai.

Dompet Menipis? QRIS Jadi Saksi Bisu Kelas Menengah
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Direktur Kepatuhan OK Bank Indonesia (DNAR), Efdinal Alamsyah, mengungkapkan penurunan tabungan yang terhimpun sekitar 12% secara tahunan per 4 September 2024. Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat lebih memprioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar. Perubahan pola transaksi juga terlihat, dengan penurunan pada kategori hiburan dan restoran, serta peningkatan pada bahan makanan dan kebutuhan rumah tangga.

BJB (BJBR) juga merasakan dampak serupa. Direktur Utama BJB, Yuddy Renaldi, menjelaskan bahwa meskipun frekuensi transaksi masih tumbuh, nilai transaksi nasabah menurun. Artinya, dengan nominal uang yang sama, masyarakat kini mendapatkan barang atau jasa yang lebih sedikit. Inflasi dan penurunan daya beli menjadi faktor utama yang menekan konsumsi.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan jumlah kelas menengah dari 57,33 juta orang (21,45% dari total penduduk) pada 2019 menjadi 47,85 juta orang (17,13%) pada 2024. Sebaliknya, kelompok masyarakat kelas menengah rentan dan rentan miskin mengalami peningkatan. Hal ini mengindikasikan adanya pergeseran kelas sosial akibat tekanan ekonomi.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post