Ekonesia Ekonomi – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melalui program inovatif "Bank Sampah Setor Jo" di Tompaso Raya, Sulawesi Utara, berhasil mengubah paradigma pengelolaan sampah. Inisiatif ini tak hanya mengurangi volume sampah, tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan peluang ekonomi baru dari limbah.
Program ini, yang diluncurkan dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, telah membentuk empat unit bank sampah yang aktif melibatkan warga dalam memilah dan menyetorkan sampah rumah tangga. "Program ini bukan hanya tentang mengelola sampah, tapi juga membangun kesadaran, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan nilai ekonomi baru dari limbah yang dulunya dianggap tidak berguna," ujar Corporate Secretary PGE Kitty Andhora.

Lebih dari 200 nasabah aktif, termasuk kelompok rentan seperti penyandang disabilitas, kini merasakan manfaat langsung dari program ini. PGE bekerja sama dengan NGO Liberty Society memberikan pelatihan pengolahan sampah anorganik dan kewirausahaan bagi pengurus dan nasabah bank sampah.
Inovasi lain yang dihadirkan adalah mesin upcycling plastik jenis sheet press yang mengubah limbah plastik menjadi bahan dasar produk baru seperti aksesoris, furnitur, hingga sofa ecobrick. Bank sampah juga memproduksi eco-enzyme dan produk turunannya sebagai disinfektan alami.
Hingga saat ini, program Setor Jo telah memberikan manfaat nyata bagi lebih dari 340 warga Tompaso Raya, dengan dampak lingkungan berupa penurunan signifikan volume sampah rumah tangga yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Program ini telah mengolah 5 ton sampah anorganik menjadi produk daur ulang dan 2 ton sampah organik untuk pembuatan eco enzyme.
General Manager PGE Area Lahendong Novi Purwono menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, kelompok jahit, hingga dinas koperasi dan UKM, untuk pengelolaan lingkungan yang efektif. "Saat ini, program Bank Sampah Setor Jo menjadi model yang dapat ditiru oleh desa-desa lain di sekitar Minahasa," ungkap Novi Purwono.
PGE sebagai bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) terus berkomitmen dalam eksplorasi, eksploitasi, dan produksi panas bumi. Saat ini, PGE mengelola 15 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan kapasitas terpasang sebesar 1.877,5 MW, berkontribusi sekitar 80 persen dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun. Informasi ini dilansir dari Ekonesia.com.











Tinggalkan komentar