Tarif Impor AS Bikin Ekspor RI Merugi? Ini Faktanya!

Rachmad

19 April 2025

2
Min Read
Tarif Impor AS Bikin Ekspor RI Merugi? Ini Faktanya!

TeraNews Bisnis – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan fakta mengejutkan terkait tarif impor tekstil Indonesia ke Amerika Serikat. Usai bertemu delegasi pemerintah AS di Washington pekan ini, Airlangga menyatakan bahwa produk tekstil Indonesia kini menanggung beban tarif impor hingga 47 persen! Angka ini jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

Dalam konferensi pers daring Kamis (17/4) waktu setempat, Airlangga menjelaskan bahwa tarif tersebut merupakan akumulasi dari tarif yang sudah ada (10-37 persen) ditambah tarif global 10 persen yang diberlakukan sejak 5 April lalu oleh pemerintahan Donald Trump. "Dengan tambahan 10 persen ini, tarifnya menjadi 20 persen atau bahkan 47 persen," tegas Airlangga. Ia menambahkan, beban ini lebih tinggi dibanding negara pesaing Indonesia, dan berpotensi membebani eksportir Tanah Air. Para pembeli pun meminta agar tambahan biaya tersebut dibagi bersama Indonesia, bukan hanya ditanggung pembeli saja.

Tarif Impor AS Bikin Ekspor RI Merugi? Ini Faktanya!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Sebelumnya, pada 2 April, Trump mengumumkan dua jenis tarif: tarif tambahan 10 persen untuk semua barang impor ke AS, dan tarif resiprokal yang bervariasi untuk setiap negara. Indonesia dikenai tarif resiprokal 32 persen untuk mayoritas barang impor, bukan hanya tekstil. AS mengklaim Indonesia menerapkan tarif hingga 64 persen terhadap produk AS, termasuk yang disebut sebagai "manipulasi mata uang dan hambatan perdagangan". Klaim ini dibantah perwakilan Indonesia yang menyatakan belum mengetahui dasar perhitungan tersebut dan akan melakukan klarifikasi.

Ekonom dari INDEF, Fadhil Hasan, juga memberikan pandangannya. Ia menilai tarif yang dikenakan Indonesia terhadap produk AS jauh lebih rendah, sekitar 8-9 persen. Perbedaan angka yang signifikan ini memicu pertanyaan di komunitas internasional terkait metode perhitungan tarif resiprokal yang diterapkan Trump, yang dianggap tidak masuk akal dan berpotensi mengganggu perdagangan global. Perbedaan angka antara klaim AS dan fakta di lapangan ini tentu menjadi sorotan dan perlu dikaji lebih lanjut.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post