Kampung Tempe Jakarta: Hantam Keras Perang Dagang!

Rachmad

17 April 2025

2
Min Read
Kampung Tempe Jakarta: Hantam Keras Perang Dagang!

TeraNews Bisnis – Perang dagang global dan pelemahan nilai tukar rupiah turut memukul usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Salah satu yang merasakan dampaknya adalah para perajin tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Sunter Jaya RT/RW 12/03, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Mereka berjuang keras menghadapi gejolak ekonomi yang menekan daya beli masyarakat dan menaikkan harga bahan baku.

Para pengrajin tempe di kampung yang terkenal dengan produksi tempenya ini mengaku kesulitan mempertahankan produksi dan harga jual. Kenaikan harga kedelai impor, sebagai bahan baku utama tempe, membuat margin keuntungan mereka menipis. Kondisi ini diperparah dengan menurunnya permintaan akibat daya beli masyarakat yang tergerus inflasi.

Kampung Tempe Jakarta: Hantam Keras Perang Dagang!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

"Susah Pak, untungnya sedikit banget sekarang. Harga kedelai naik terus, tapi harga jual tempe susah dinaikkan karena takut konsumen lari," ungkap Pak Budi, salah satu perajin tempe di Kampung Tempe, saat ditemui Teranews.id. Ia mengaku terpaksa mengurangi jumlah produksi untuk menekan kerugian.

Cerita serupa disampaikan oleh Ibu Ani, perajin tempe lainnya. Ia mengatakan, selain harga kedelai, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) juga menambah beban operasional. "Ongkos kirim juga naik, jadi semakin sulit," keluhnya.

Kondisi ini membuat para perajin tempe di Kampung Tempe berharap pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap UMKM, khususnya dalam menghadapi gejolak ekonomi global. Mereka berharap ada program bantuan atau subsidi yang dapat meringankan beban mereka. Perjuangan mereka untuk mempertahankan usaha dan mata pencaharian di tengah badai ekonomi menjadi gambaran nyata tantangan yang dihadapi UMKM Indonesia. Ketahanan dan kreativitas mereka dalam menghadapi situasi sulit patut diapresiasi.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post