Rahasia di Balik Tutupnya Tupperware Indonesia!

Rachmad

15 April 2025

2
Min Read
Rahasia di Balik Tutupnya Tupperware Indonesia!

TeraNews Bisnis – PT Tupperware Indonesia resmi pamit dari pasar Indonesia per 31 Januari 2025. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan melalui akun Instagram resmi perusahaan, membuat pelanggan setia, terutama para ibu rumah tangga, terpukul. Setelah 33 tahun menghiasi dapur Indonesia, Tupperware mengakhiri kiprahnya sebagai bagian dari strategi restrukturisasi global Tupperware Brands Corporation, induk perusahaan yang tengah berjuang melawan tekanan keuangan yang membayangi.

"33 tahun bukanlah waktu yang singkat. Tupperware telah menjadi bagian dari dapur, meja makan, dan momen berharga keluarga Indonesia," tulis manajemen Tupperware Indonesia dalam unggahan Instagramnya, Minggu (13/4).

Rahasia di Balik Tutupnya Tupperware Indonesia!
Gambar Istimewa : akcdn.detik.net.id

Penurunan penjualan global selama beberapa tahun terakhir menjadi pemicu utama. Bukan hanya di Indonesia, penutupan operasional juga terjadi di berbagai negara. Puncaknya, perusahaan bahkan mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) pada September 2024 akibat krisis likuiditas. Persaingan produk sejenis yang lebih murah dan minimnya daya tarik bagi generasi muda semakin memperparah kondisi. Upaya pencarian pendanaan dan penyelamatan bisnis pun gagal membendung arus merah.

Lalu, siapa dalang di balik merek ikonik ini? Tupperware berada di bawah payung Tupperware Brands Corporation, perusahaan multinasional AS yang didirikan Earl Silas Tupper pada 1946. Tupper, seorang inovator yang terobsesi riset, menciptakan plastik ringan, fleksibel, dan tak berbau dari ampas polyethylene—bahan dasar produk-produk Tupperware. Produk pertamanya, Wonderlier Bowl, menjadi simbol dapur modern pasca Perang Dunia II. Strategi penjualan unik Tupperware Home Party, yang dipopulerkan Brownie Wise, turut melambungkan namanya.

Kini, Tupperware Brands Corporation yang berpusat di Orlando, Florida, tengah dilanda krisis finansial. Pada 2023, CEO Laurie Goldman memimpin upaya penyelamatan melalui restrukturisasi utang dan kerja sama dengan bank investasi Moelis & Co. Namun, upaya tersebut tak cukup. Dokumen kebangkrutan 2024 menunjukkan aset Tupperware senilai US$500 juta hingga US$1 miliar, namun kewajibannya jauh lebih besar, yaitu US$1 miliar hingga US$10 miliar, dengan total kreditur mencapai 50 ribu hingga 100 ribu pihak.

Pemegang saham dominan Tupperware Brands Corporation adalah lembaga keuangan dan investasi besar dunia, termasuk BlackRock Fund Advisors, The Vanguard Group, Millennium Management, dan Allspring Global Investments, serta puluhan investor lainnya. Di Indonesia, PT Tupperware Indonesia yang bermarkas di Cilandak, Jakarta Selatan, mendistribusikan produk, sebagian di antaranya diproduksi lokal.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post