TeraNews Bisnis – Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatat lonjakan signifikan pada tabungan masyarakat dengan saldo Rp1 juta hingga Rp100 juta, meningkat sebesar 5%. Kenaikan ini menunjukkan kesadaran menabung masyarakat semakin tinggi. Namun, apa yang sebenarnya mendorong tren positif ini? Pakar perencanaan keuangan, Mike Rini, mengungkap beberapa faktor kunci.
Pertama, kesadaran finansial masyarakat meningkat pesat. Masyarakat semakin memahami pentingnya menabung untuk masa depan, sehingga mereka mulai menyisihkan sebagian pendapatan sebagai persiapan menghadapi berbagai risiko, termasuk potensi PHK. "Kekhawatiran akan kondisi ekonomi yang belum stabil, dan pemahaman bahwa kekuatan finansial tercermin dari tabungan, mendorong masyarakat untuk menabung," jelas Mike.

Kedua, ketidakpastian ekonomi berperan besar. Ancaman resesi dan PHK di berbagai perusahaan memaksa masyarakat untuk lebih waspada. Menabung menjadi strategi utama untuk menciptakan dana darurat dan melindungi diri dari inflasi serta kenaikan harga barang. "Menabung adalah antisipasi terhadap inflasi tinggi dan kenaikan harga kebutuhan pokok di masa depan," tambah Mike.
Ketiga, peran pemerintah juga tak bisa diabaikan. Program-program seperti Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), TabunganKu, Tabungan Emas, Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), dan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) terbukti efektif meningkatkan inklusi dan literasi keuangan. Kemudahan akses, seperti Kartu Simpanan Pelajar yang tak memerlukan KTP, serta kemudahan membuka rekening via aplikasi bank digital, turut berkontribusi signifikan terhadap tren menabung yang meningkat. Kondisi ini, menurut Mike, akan berdampak positif bagi perekonomian nasional.
Tinggalkan komentar