Ekonesia – Kabar gembira bagi para investor di pasar modal Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan OJK saat ini tengah memfinalisasi aturan main untuk Exchange Traded Fund ETF Emas sebuah inovasi investasi yang menjanjikan kemudahan dan transparansi dalam berinvestasi pada logam mulia. Instrumen ini diproyeksikan akan segera hadir di bursa tanah air paling cepat tahun depan.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengungkapkan draf Peraturan OJK POJK terkait ETF Emas kini berada di tahap akhir penyelesaian internal. Setelah rampung di internal OJK beleid ini akan melalui proses harmonisasi di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia sebelum akhirnya ditetapkan dan diundangkan.

Inarno menegaskan OJK tetap berupaya agar POJK ETF Emas dapat segera disahkan. Namun jika proses harmonisasi dan pengundangan memerlukan waktu lebih panjang produk investasi berbasis emas fisik ini berpotensi meluncur pada semester pertama tahun 2026.
POJK ETF Emas dirancang secara komprehensif untuk mengatur seluruh ekosistem produk. Regulasi ini mencakup berbagai aspek penting mulai dari perizinan penerbitan pengelolaan ketersediaan emas fisik mekanisme penyimpanan hingga peran krusial sponsor dan dealer partisipan dalam menjaga likuiditas pasar.
Meski belum ada ketentuan insentif khusus dalam POJK ini OJK berharap kehadiran ETF Emas dapat memperkaya pilihan instrumen investasi berbasis komoditas. Harapannya instrumen ini akan menawarkan transparansi standar yang jelas dan keamanan bagi para investor.
OJK sendiri secara aktif mendorong pengembangan reksa dana dan ETF berbasis indeks. Upaya ini dilakukan melalui penguatan peran pelaku industri peningkatan literasi investor untuk memperdalam pasar serta memperluas opsi investasi yang efisien dan transparan. Selain itu OJK juga berupaya mendorong likuiditas pasar secara keseluruhan.
Instrumen berbasis indeks dinilai memiliki prospek cerah sebagai sarana diversifikasi investasi jangka menengah dan panjang. Kinerja saham-saham berkapitalisasi besar menjadi salah satu faktor pendukung namun prospeknya tetap sangat bergantung pada konsistensi indeks acuan dan kepercayaan yang diberikan oleh investor.











Tinggalkan komentar