Ekonesia – Kabar baik datang dari wilayah-wilayah yang dilanda bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Pemerintah melalui BPH Migas terus berupaya memulihkan distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) agar masyarakat dapat kembali beraktivitas normal.
Prioritas utama adalah memastikan ketersediaan energi di tengah situasi sulit ini. Bahkan, pemerintah memberikan keringanan khusus untuk pembelian BBM jenis solar dan Pertalite di daerah terdampak, tujuannya agar penanganan bencana bisa berjalan lebih cepat dan efisien.

Wahyudi Anas, Kepala BPH Migas, menjelaskan bahwa stok BBM di wilayah Marketing Operation Region (MOR I) yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Riau dalam kondisi aman. Per tanggal 5 Desember 2025, dari 75 SPBU yang terdampak, 48 di antaranya sudah kembali beroperasi.
Untuk mempercepat penyaluran BBM, skema alternative and emergency (AE) supply diterapkan. Contohnya, wilayah Pidie Jaya, Pidie, dan Bireun yang sebelumnya dipasok dari Fuel Terminal (FT) Lhokseumawe, kini dialihkan ke FT Krueng Raya karena jalur darat terputus akibat banjir.
BPH Migas bersama PT Pertamina Patra Niaga juga melakukan pemetaan SPBU prioritas dan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum (APH) untuk pengamanan antrean. Bahkan, disiapkan modular di wilayah terisolir dan mobil tangki siaga di SPBU terdekat.
Di Sumatera Utara, mitigasi dilakukan dengan AE supply FT Medan dari berbagai sumber, termasuk FT Lhokseumawe dan Integrated Terminal (IT) Dumai. Penambahan mobil tangki juga dilakukan untuk wilayah Sibolga dan Tapanuli Tengah yang masih terisolir.
Sementara itu, di Sumatera Barat, meskipun tidak ada SPBU yang terdampak, skema regular, alternative, and emergency (RAE) supply tetap dijalankan dari FT Siak ke 5 SPBU di wilayah Lima Puluh Kota. Penambahan mobil tangki juga dilakukan untuk Kabupaten Pasaman.
Dengan upaya-upaya ini, diharapkan pemulihan distribusi BBM di daerah terdampak bencana dapat berjalan lancar dan membantu masyarakat untuk segera bangkit kembali.











Tinggalkan komentar