Ekonesia – Kabar baik datang dari Sumatera! Menteri Pekerjaan Umum (PU) bergerak cepat memulihkan infrastruktur yang hancur akibat bencana banjir dan longsor. Prioritas utama? Membuka akses darat secepat mungkin, meski medan berat menghadang.
Fokus utama adalah memastikan bantuan dan alat berat bisa masuk dengan aman. Kementerian PU mengerahkan semua sumber daya, menambah alat berat dan personel sesuai kebutuhan. Koordinasi erat dengan BPBD dan pemerintah daerah jadi kunci agar penanganan berjalan efektif dan tepat sasaran.

Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat jadi perhatian utama. Penanganan darurat dilakukan 24 jam non-stop! Tujuannya jelas: konektivitas utama di tiga provinsi ini harus segera pulih. Distribusi logistik dan mobilitas masyarakat, terutama menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, tak boleh terhambat.
Data terbaru menunjukkan kerusakan masif: 253 titik longsor dan 86 titik banjir merusak jalan nasional. Di Aceh saja, 46 titik longsor dan 34 titik banjir berdampak pada 35 ruas jalan nasional, serta 14 jembatan putus!
"Sebagian besar jalur sudah kita upayakan," ujar Menteri PU Dody Hanggodo. "Beberapa daerah penting sudah bisa diakses, meski belum sepenuhnya terbuka." Jalur dari Sumatera Utara ke Tapanuli juga terus dikebut. Banjir masih jadi kendala di Aceh, dengan ketinggian air mencapai 80 sentimeter, menghambat masuknya alat berat.
Sebagai solusi cepat, Kementerian PU memasang Jembatan Bailey di titik-titik prioritas. Cuaca baik sangat diharapkan agar proses percepatan penanganan konektivitas infrastruktur berjalan lancar.
Kabar baiknya, akses Sigli-Bireuen dan arah Sibolga sudah terbuka, meski baru untuk kendaraan kecil. Truk-truk kecil kini bisa masuk, mempercepat distribusi bantuan yang sebelumnya harus lewat laut.
Di Sumatera Utara, 144 titik longsor dan 20 banjir merusak 25 ruas jalan dan 4 jembatan nasional. Jalan menuju Tapanuli bagian utara, tengah, dan selatan jadi fokus utama, karena merupakan satu-satunya akses logistik darat.
"Fokus kita hari ini adalah membuka konektivitas pantai utara Sumatera menuju Tapanuli," tegas Dody. "Kami kerahkan semua alat berat, dan bila kurang akan kita penuhi dari provinsi-provinsi terdekat yang tidak terdampak."
Sumatera Barat juga tak luput dari perhatian. 63 titik longsor dan 32 titik banjir mengganggu 30 ruas jalan nasional, serta merusak 3 jembatan.
Selain Jembatan Bailey, perbaikan jalan nasional terus dikebut dengan pengisian agregat dan aspal pada jalan amblas, pemasangan bronjong dan geotekstil, pembuatan Dinding Penahan Tanah (DPT), penutupan longsoran dengan terpal, penimbunan ulang dan pemadatan. Targetnya, semua pekerjaan selesai paling lambat 16 Desember 2025.
Balai-Balai Teknik Kementerian PU juga bahu-membahu membersihkan material longsor dan banjir bandang, membantu pencarian korban, menangani alur sungai, normalisasi sungai, pembersihan sedimen, dan membuka jalur darurat. Sumatera harus bangkit!











Tinggalkan komentar