Ekonesia – Tiga raksasa BUMN Karya, Adhi Karya, PP, dan Wijaya Karya, bersiap menghadapi perubahan besar. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mendadak digelar Desember 2025 ini, memicu spekulasi tentang langkah strategis di balik layar.
Agenda utama RUPSLB meliputi perubahan anggaran dasar, restrukturisasi internal, hingga penyesuaian Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2026. Langkah ini diambil seiring dengan arahan Badan Pengaturan Badan Usaha Milik Negara (BP BUMN) dan Undang-Undang terbaru tentang BUMN.

Adhi Karya bahkan mengagendakan perubahan susunan pengurus, sementara Wijaya Karya akan membahas perubahan penggunaan dana Penyertaan Modal Negara (PMN). Keputusan krusial ini akan diambil dalam RUPSLB yang digelar pertengahan Desember.
Wakil Kepala BP BUMN, Aminuddin Ma’ruf, mengisyaratkan bahwa merger dan holdingisasi BUMN Karya sedang dalam tahap finalisasi. Kerja sama dengan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) diharapkan memperlancar proses ini.
Spekulasi beredar bahwa langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat BUMN Karya dan meningkatkan daya saing di pasar global. RUPSLB ini akan menjadi penentu arah baru bagi masa depan BUMN konstruksi Indonesia.











Tinggalkan komentar