Ekonesia – Manchester United memulai era baru di bawah asuhan Ruben Amorim dengan gemilang. Sorotan tertuju pada Bruno Fernandes dan Bryan Mbeumo, namun ada satu nama yang terlupakan: Casemiro. Gelandang veteran ini membuktikan bahwa dirinya masih menjadi jantung permainan Setan Merah.
Sempat dicap habis oleh pengamat sepak bola, Casemiro bangkit dan menjadi sosok tak tergantikan di lini tengah. Amorim mengakui bahwa pemain Brasil ini sempat terpinggirkan, namun kini menjadi kunci utama dalam taktiknya. Duetnya dengan Bruno Fernandes di lini tengah menghidupkan kembali harapan para penggemar.

Performa apik Casemiro membuka diskusi tentang masa depan Kobbie Mainoo dan potensi perpanjangan kontraknya. Manchester United kini mempertimbangkan untuk mempertahankan sang gelandang hingga Juni 2026.
Di masa jayanya bersama Real Madrid, Casemiro dikenal sebagai gelandang bertahan tangguh. Sempat mengalami penurunan performa di Manchester United, Amorim berhasil menemukan kembali sentuhan magisnya. Dengan penyesuaian taktik, Casemiro kini fokus mengendalikan lini tengah dan menjadi dirigen permainan.
Hasilnya? Akurasi umpan jarak jauhnya meningkat pesat. Kontribusinya dalam mencetak gol juga signifikan, hanya kalah dari Bruno Fernandes dan Bryan Mbeumo.
Kebangkitan Casemiro juga dirasakan di tim nasional Brasil. Di bawah arahan Carlo Ancelotti, mantan pelatihnya di Real Madrid, Casemiro kembali menjadi andalan. Ancelotti bahkan menyebutnya sebagai pemain paling penting untuk keseimbangan tim.
Di tengah gemerlap bintang-bintang muda, Casemiro menjadi pahlawan yang terlupakan. Ia adalah fondasi kokoh yang menopang permainan Manchester United. Di tangan Amorim, ia bukan hanya gelandang bertahan, tetapi juga pemimpin di lini tengah.
Di usia yang tak lagi muda, Casemiro membuktikan bahwa pengalaman dan kecerdasan taktik mampu mengalahkan waktu. Dari pemain yang diragukan, ia kembali menjadi sosok sentral di Old Trafford. Inilah kisah kebangkitan yang menginspirasi.










Tinggalkan komentar