Ekonesia – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong agen asuransi untuk beradaptasi dengan kecerdasan buatan (AI). Langkah ini diprediksi akan membawa angin segar bagi industri asuransi di Indonesia.
AI bukan lagi momok menakutkan, melainkan kawan setia bagi agen asuransi. Bayangkan, AI bisa membantu menawarkan produk yang paling sesuai dengan kebutuhan calon nasabah. Bukan lagi asal promosi, tapi promosi yang cerdas dan tepat sasaran!
Keuntungan AI tak berhenti di situ. AI mampu mengolah data kesehatan, mobilitas, hingga risiko klaim. Hasilnya? Penilaian risiko yang lebih akurat dan komprehensif. Agen asuransi pun bisa memberikan edukasi yang lebih mendalam dan berbasis data kepada nasabah.
Lupakan waktu yang terbuang untuk administrasi! AI hadir sebagai asisten digital yang siap merangkum polis, menyusun poin pembicaraan, dan menyiapkan tindak lanjut. Agen asuransi bisa fokus pada hal yang lebih penting: membangun hubungan yang kuat dengan nasabah.
Komisi tak lagi hanya dari penjualan, tapi juga dari nilai layanan yang konsisten. Agen asuransi bertransformasi menjadi penasihat proteksi berbasis data. Ini adalah era baru bagi industri asuransi di Indonesia!
Ketua Umum PAAI, M. Idaham, menegaskan bahwa AI adalah peluang besar untuk transformasi. AI memperkuat peran agen dalam memberikan layanan yang lebih cepat, tepat, personal, dan humanis. Literasi keuangan masyarakat pun ikut terdongkrak.
Dengan lebih dari 600.000 agen asuransi di Indonesia, adopsi AI akan membawa dampak yang signifikan. Siapkah Anda menjadi bagian dari revolusi ini?
Tinggalkan komentar