Ekonesia – Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), perusahaan milik konglomerat Prajogo Pangestu, mencatatkan lonjakan laba yang fantastis di semester pertama tahun 2025. Laba perusahaan petrokimia ini meroket hingga 3.617,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Angka ini tentu saja membuat banyak pihak terkejut dan bertanya-tanya.
Dari rugi US$46,2 juta di tahun 2024, TPIA kini berhasil membukukan laba setelah pajak sebesar US$1,62 miliar atau setara dengan Rp26 triliun. Pendapatan perusahaan juga mengalami kenaikan signifikan, mencapai US$2,91 miliar atau naik 236,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Andre Khor, Chief Financial Officer TPIA, mengungkapkan bahwa kunci utama dari pencapaian gemilang ini adalah keuntungan dari akuisisi Aster Chemicals and Energy Pte Ltd dari Shell. Akuisisi ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
"Akuisisi ini merupakan langkah besar dalam memperluas kehadiran regional Chandra Asri Group di sektor kimia, energi, dan infrastruktur, serta memberikan manfaat sinergi bagi Indonesia," ujar Andre.
Meskipun beban pokok pendapatan juga mengalami kenaikan, namun peningkatan laba yang sangat besar berhasil mengkompensasi hal tersebut. Aset perusahaan juga mengalami peningkatan yang signifikan, mencapai US$10,68 miliar.
Dengan pencapaian ini, TPIA semakin memperkokoh posisinya sebagai salah satu pemain utama di industri petrokimia Indonesia. Pertanyaannya sekarang, apakah TPIA mampu mempertahankan kinerja positif ini di semester berikutnya?
Tinggalkan komentar