Ekonesia – Rupiah kembali dibuat tak berdaya oleh Dolar AS dan Dolar Singapura pada perdagangan hari ini. Mata uang Garuda terus merosot tajam, mencetak rekor terendah sepanjang sejarah.
Nilai tukar rupiah berdasarkan data Refinitiv, anjlok hingga 0,39% dan berada di level Rp16.735 per Dolar AS. Ini menandai pelemahan rupiah selama enam hari berturut-turut. Kondisi ini membuat panik para pelaku pasar.

Di pasar spot, pantauan di VIP Money Changer menunjukkan harga jual Dolar AS mencapai Rp 16.750 dan harga beli Rp 16.725 per pukul 16.00 WIB. Sementara itu, Dolar Singapura dijual dengan harga Rp 13.025 dan dibeli Rp 13.005.
Level ini menjadi titik nadir bagi rupiah. Padahal, awal tahun 2025, rupiah masih perkasa di angka Rp11.775 per Dolar Singapura. Artinya, hanya dalam sembilan bulan, rupiah sudah kehilangan 10,37% nilainya terhadap mata uang Negeri Singa.
Kepanikan juga terlihat di kalangan perbankan. Beberapa bank mulai menjual dolar dengan harga tinggi, bahkan ada bank asing yang berani menembus angka psikologis Rp 17.000 per Dolar AS.
Bank MUFG Cabang Jakarta misalnya, menjual US$ 1 dengan harga Rp 17.025 dan membeli di harga Rp 16.425. Selisih harga jual dan beli (spread) mencapai Rp 600. Kondisi ini jelas merugikan masyarakat yang ingin menukarkan rupiah ke dolar.











Tinggalkan komentar