Ekonesia – Pasar obligasi Indonesia kini sedang menggeliat, memicu lonjakan penerbitan surat utang korporasi hingga 11%. Aldiracita Sekuritas Indonesia melihat tren positif ini sebagai sinyal kuat bagi pertumbuhan ekonomi di tengah dinamika global.
Anindita Cintasya, Direktur Investment Banking Aldiracita Sekuritas Indonesia, mengungkapkan bahwa penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi katalis utama. Suku bunga yang kini berada di level 4,75% mendorong perusahaan untuk mencari pendanaan melalui obligasi.

Permintaan obligasi saat ini bahkan melebihi pasokan, menunjukkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap pasar modal Indonesia. Obligasi konvensional masih mendominasi, namun obligasi syariah (sukuk) juga semakin diminati.
Selain itu, obligasi tematik seperti Green Bond dan Social Bond juga mulai populer, mencerminkan kesadaran investor terhadap isu-isu keberlanjutan. Bahkan, beberapa lembaga keuangan mulai menjajaki penerbitan Perpetual Bond untuk memperkuat modal.
Regulasi baru yang memudahkan investasi di surat berharga juga menjadi faktor pendorong. Investor kini lebih berani berinvestasi pada instrumen yang lebih beragam, termasuk obligasi dengan fokus sosial dan lingkungan.
Meskipun Perpetual Bond masih tergolong baru, Aldiracita Sekuritas Indonesia berupaya menjembatani investor dengan penerbit. Tantangan utama adalah menentukan tolok ukur harga Perpetual Bond karena tidak memiliki jatuh tempo seperti obligasi konvensional.











Tinggalkan komentar