Ekonesia – Perusahaan asal Kanada ini memperkirakan kerugian mencapai 395 triliun rupiah akibat kebijakan tersebut. CEO Lululemon, Calvin McDonald, mengakui kekecewaannya atas kinerja di AS meski melihat sinyal positif di pasar internasional. Mereka kini berupaya keras mencari cara untuk mengurangi dampak tarif dengan merombak rantai pasokan dan memangkas biaya.
Ekonesia – Selain tarif, Lululemon juga menghadapi tantangan lain yaitu siklus produk yang dianggap terlalu lambat dan mudah ditebak sehingga kurang mengikuti tren terbaru. Persaingan ketat dari merek-merek lain dengan harga lebih terjangkau seperti Vuori dan Alo Yoga semakin memperburuk keadaan.

Ekonesia – Langkah penyesuaian harga yang sempat dilakukan sebelumnya ternyata belum cukup untuk menahan gempuran tarif Trump. Adidas dan Nike pun merasakan hal serupa dan terpaksa menaikkan harga produk mereka di Amerika Serikat. Pertanyaannya, mampukah Lululemon bertahan di tengah badai tarif dan persaingan yang semakin sengit?
Lululemon Terancam Bangkrut Harga Saham Anjlok
Tarif Trump Hantam Lululemon Omzet Diprediksi Turun
Lululemon Merugi Ratusan Triliun Gara-Gara Trump
Lululemon Panik Penjualan Online Terancam Hilang
Lululemon Gigit Jari Kena Imbas Kebijakan Trump
Tinggalkan komentar