Ekonesia Ekonomi – SKK Migas menegaskan komitmennya untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan minyak dan gas (migas) dalam negeri. Langkah ini diambil demi mewujudkan target pemerintah dalam mencapai swasembada dan ketahanan energi nasional.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D Suryodipuro, menyatakan bahwa fokus utama lembaganya saat ini adalah merealisasikan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk tahun 2025. "Fokus kita sesuai arahan pemerintah, yaitu bagaimana mencapai swasembada atau ketahanan energi, terutama untuk pemenuhan domestik," ujarnya saat ditemui ekonosia.com di Jakarta, Selasa.

Salah satu langkah konkret yang diambil SKK Migas adalah mengalihkan pasokan gas sebesar 27 BBTUD dari West Natuna Gas Supply Group ke PT PGN Tbk. Tujuannya jelas, untuk memenuhi kebutuhan gas di dalam negeri.
Untuk mencapai target produksi migas jangka panjang, SKK Migas juga berfokus pada optimalisasi aset yang sudah ada dan mempercepat penyelesaian proyek-proyek yang sedang berjalan. "Kita harus mengoptimalisasi existing asset dan fokus pada percepatan proyek agar on stream," tegas Hudi.
SKK Migas menargetkan 15 proyek migas senilai 832,7 juta dolar AS (sekitar Rp13,6 triliun) dapat beroperasi pada tahun 2025. Proyek-proyek ini diharapkan dapat menambah atau mempertahankan kapasitas produksi minyak sebesar 73.335 barel per hari (BOPD) dan gas sebesar 896 juta kaki kubik standar per hari (MMSCFD).
Selain itu, SKK Migas juga mendorong adopsi teknologi dan melibatkan sumur-sumur rakyat sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 14 Tahun 2025. Legalisasi sumur-sumur minyak tradisional ini diharapkan dapat meningkatkan produksi minyak nasional dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan dan lingkungan.
"Dari sisi kami, fokusnya sesuai dengan arahan pemerintah," pungkas Hudi.










Tinggalkan komentar