Ekonesia Market – Bank-bank sentral di berbagai belahan dunia terpantau kembali melakukan akumulasi emas dalam jumlah signifikan. Meski tak semasif tiga tahun sebelumnya yang mencapai 1.000 ton per tahun, tren pembelian emas oleh bank sentral secara global tetap berlanjut. Langkah ini diyakini sebagai upaya diversifikasi aset dari dominasi dolar AS, di tengah ketidakpastian ekonomi global yang dipicu kebijakan tarif.
Data dari World Gold Council (WGC) mencatat, pembelian bersih emas oleh bank sentral mencapai 166 ton dalam tiga bulan terakhir hingga Juni 2025. Angka ini memang 33% lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya, namun 41% lebih tinggi dari rata-rata kuartalan antara 2010 dan 2021, sebelum terjadi lonjakan pembelian dalam beberapa tahun terakhir.

WGC menjelaskan, total pembelian emas pada semester pertama 2025 mencapai 415 ton, lebih rendah dari 525 ton pada periode yang sama tahun sebelumnya. Ini juga menjadi angka terendah sejak 2022. Harga emas yang tinggi di tengah kondisi ekonomi dan geopolitik yang tidak stabil menjadi faktor utama perlambatan pembelian oleh bank sentral.
Kepala ekonom Canara Bank, Madhavankutty G, berpendapat bahwa pembelian emas oleh bank sentral sejalan dengan tren dedolarisasi, di mana negara-negara berusaha mendiversifikasi cadangan devisa mereka. Meskipun dolar AS masih dominan, pangsanya terus menurun, menguntungkan emas.
"Emas juga menawarkan keamanan. Tarif AS meningkatkan ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, yang diperkirakan akan menjaga harga emas tetap tinggi," ujarnya. Ia menambahkan, hubungan terbalik antara imbal hasil obligasi pemerintah AS dan harga emas kini telah berakhir, sehingga permintaan emas diperkirakan tetap tinggi meski imbal hasil obligasi stabil.
Bank sentral India (RBI) tercatat membeli hampir setengah ton emas pada pekan terakhir Juni 2025, setelah periode pembelian yang konservatif. Stok emas RBI mencapai hampir 880 ton per 27 Juni 2025, dengan pangsa dalam cadangan devisa India naik menjadi 12,1% per 18 Juli 2025, dari 8,9% pada 19 Juli 2024.
Bank sentral Polandia (NBP) juga menambah 19 ton emas pada kuartal II-2025. Sementara itu, pembelian oleh bank sentral China (PBoC) mencapai 6 ton, setengah dari kuartal sebelumnya. Cadangan emas China kini mencapai 2.299 ton.
Survei WGC 2025 menunjukkan bahwa 95% bank sentral memperkirakan cadangan emas akan meningkat dalam 12 bulan ke depan. Survei ini melibatkan 73 bank sentral di seluruh dunia. Data ini semakin mengukuhkan pandangan bahwa emas tetap menjadi aset strategis di tengah ketidakpastian global. Informasi ini dilansir oleh ekonosia.com.
Tinggalkan komentar