Ekonesia Market – Pasar saham Asia menunjukkan performa yang bervariasi pada perdagangan awal pekan ini. Beberapa bursa utama mencatatkan kenaikan signifikan, sementara yang lain justru mengalami penurunan tajam. Jepang dan China menjadi bintang dengan pertumbuhan positif, berbeda dengan Korea Selatan yang justru tertekan.
Indeks Nikkei Jepang memimpin penguatan dengan kenaikan 0,74% mencapai 43690,55. Shanghai Composite juga tak kalah impresif, melesat 0,43% ke level 3712,49. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,09% ke 25293,34 dan S&P/ASX 200 Australia menguat 0,17% ke 8953,6.

Kondisi kontras terjadi di bursa lain. Indeks KOSPI Korea Selatan anjlok 1,15% ke 3188,51, menjadi yang terlemah di kawasan. Singapura Straits Times juga terkoreksi 0,36% ke 4215,47, diikuti Thailand yang turun tipis 0,01% ke 24373,7. Pasar Indonesia sendiri tutup karena libur cuti bersama Hari Kemerdekaan RI.
Pergerakan pasar yang beragam ini dipengaruhi oleh antisipasi investor terhadap sejumlah agenda penting pekan ini. Fokus utama tertuju pada pidato Ketua The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di Simposium Jackson Hole pada Jumat mendatang. Investor berharap Powell memberikan petunjuk mengenai arah kebijakan moneter AS ke depan.
Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati risalah rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang akan dirilis pada 20 Agustus. Serangkaian data ekonomi global, termasuk PMI, CPI Eropa dan Inggris, serta data perumahan AS, juga akan menjadi perhatian utama. Pidato Presiden ECB Christine Lagarde juga dinantikan untuk memberikan sinyal tambahan bagi pasar global.
Data inflasi harga produsen AS yang melonjak ke 3,3% (YoY) pada Juli, tertinggi dalam lima bulan, turut memengaruhi sentimen pasar. Kenaikan inflasi ini mengurangi ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Data dari CME FedWatch menunjukkan ekspektasi pemangkasan suku bunga pada September kini berada di 84,5%, turun dari 95% pada pekan sebelumnya.
Di sisi geopolitik, investor juga menantikan hasil pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pertemuan ini berlangsung setelah Trump bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, di mana ia tampak lebih mendukung perundingan damai tanpa prasyarat gencatan senjata. Perkembangan ini berpotensi memengaruhi dinamika pasar global. Informasi ini dikutip dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar