Revolusi Sawah! Tanah Laut Jadi Pelopor Pertanian Modern

Rachmad

13 Agustus 2025

2
Min Read
Revolusi Sawah! Tanah Laut Jadi Pelopor Pertanian Modern

Ekonesia Ekonomi – Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, kini menjadi sorotan nasional sebagai percontohan inovatif dalam pengembangan pertanian. Kementerian Pertanian (Kementan) menjadikan daerah ini sebagai model penerapan teknologi modern untuk mencetak sawah baru, dengan tujuan meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan dan mensejahterakan petani.

Kementan bersama Pemerintah Kabupaten Tanah Laut telah memulai program Cetak Sawah Rakyat (CSR) di Desa Ujung, Kecamatan Bati-bati. Inisiatif ini menandai langkah maju dalam pemanfaatan teknologi canggih untuk meningkatkan hasil pertanian secara signifikan. "Ini adalah role model yang kami kembangkan untuk cetak sawah modern," ujar Mulyono, Penanggung Jawab Program Swasembada Pangan Kalsel, saat berada di Tanah Laut, Selasa lalu.

Revolusi Sawah! Tanah Laut Jadi Pelopor Pertanian Modern
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Program ini mencakup pembukaan 4.000 hektare lahan baru, dengan tahap awal seluas 359 hektare yang ditanami padi menggunakan teknologi drone. Langkah ini memperkenalkan efisiensi baru dalam proses penanaman bagi para petani setempat. Kementan memberikan dukungan penuh, mulai dari pembukaan lahan, penyediaan benih unggul, pupuk, herbisida, hingga alat mesin pertanian (alsintan) modern untuk memastikan produktivitas jangka panjang.

Berbagai peralatan modern seperti traktor roda dua dan empat, rotavator, pompa air, drone penebar benih, dan combine harvester telah disalurkan untuk mempercepat proses tanam dan panen di wilayah ini. Selain itu, sebanyak 15 petani milenial yang tergabung dalam Brigade Pangan dilatih untuk mengoperasikan alsintan, mengelola manajemen usaha tani, dan memastikan lahan dapat ditanami hingga tiga kali setahun.

Pemerintah daerah juga berperan aktif dengan menyiapkan regulasi perlindungan lahan, termasuk larangan alih fungsi lahan dan perjanjian minimal 5 hingga 10 tahun untuk menanam padi. Langkah ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan program dan memastikan ketersediaan lahan pertanian.

Target jangka panjangnya adalah menjadikan seluruh 40 ribu hektare sawah di Tanah Laut produktif dengan panen tiga kali setahun. Hal ini diharapkan dapat menjadikan Tanah Laut sebagai salah satu penopang utama pasokan beras nasional. "Jika semua bupati di Indonesia seperti Bapak Bupati Tanah Laut Rahmat Trianto, saya yakin urusan pertanian akan selesai," pungkas Mulyono.

Sumber: ekonosia.com

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post