Ekonomi RI Melesat? Apindo Beri Peringatan Keras!

Rachmad

6 Agustus 2025

2
Min Read
Ekonomi RI Melesat? Apindo Beri Peringatan Keras!

Ekonesia Ekonomi – Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengingatkan agar euforia pertumbuhan ekonomi kuartal II 2025 sebesar 5,12% tidak membuat para pelaku usaha terlena. Ketua Umum Apindo, Shinta W Kamdani, menyampaikan hal ini di sela-sela Rakerkonas ke-34 Apindo di Bandung, Selasa.

Shinta menekankan bahwa meskipun pertumbuhan ekonomi menggembirakan, ada beberapa faktor yang perlu diwaspadai. Daya beli masyarakat belum pulih sepenuhnya, konsumsi rumah tangga masih di bawah rata-rata historis, dan sektor manufaktur masih mengalami kontraksi.

Ekonomi RI Melesat? Apindo Beri Peringatan Keras!
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

"Sangat diperlukan langkah lanjutan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat, mempercepat realisasi belanja, memperkuat ekspor, dan memastikan iklim usaha tetap kondusif untuk peningkatan investasi," tegas Shinta.

Apindo kembali menggaungkan semangat Indonesia Incorporated, sebuah kolaborasi aktif antara dunia usaha dan pemerintah. Tujuannya adalah memanfaatkan peluang dan menjembatani strategi pusat dan daerah dalam satu visi ekonomi terintegrasi.

Apindo aktif melakukan advokasi strategis melalui dialog dan koordinasi dengan pemerintah, advokasi berbasis data, penyusunan peta jalan, pemberian masukan teknis, dan sinergi lintas sektor. Mereka juga terlibat dalam tiga Satuan Tugas Nasional, yaitu Peningkatan Ekspor, Kemudahan Perizinan dan Daya Saing, serta Perluasan Kesempatan Kerja dan Mitigasi PHK.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa selesainya negosiasi tarif bea masuk resiprokal dengan Amerika Serikat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia. IMF memperkirakan kebijakan ini dapat meningkatkan pertumbuhan global dari 2,8% menjadi 3%.

Airlangga juga menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 yang mencapai 5,12%, sebagai pertumbuhan tertinggi dalam beberapa kuartal terakhir. Sinyal positif ini ditunjukkan oleh sektor ritel, industri, pertanian, konsumsi, kosmetik, serta makanan dan minuman, dengan pergeseran pola konsumsi ke arah e-commerce.

Pemerintah juga tengah mempersiapkan berbagai program untuk menjaga pertumbuhan, seperti peningkatan Kredit Usaha Rakyat (KUR), program penyediaan 450 ribu unit rumah subsidi, dan terobosan pasar baru, termasuk kesepakatan prinsip dengan Uni Eropa yang memungkinkan ekspor barang Indonesia ke Eropa dengan tarif 0%. Diharapkan, pelaku industri dalam negeri dapat memanfaatkan peluang ini. Artikel ini ditulis berdasarkan informasi dari ekonosia.com.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post