Bali Optimis! Menara Ikonik Ini Hasilkan Cuan di 2026?

Rachmad

28 Juli 2025

2
Min Read
Bali Optimis! Menara Ikonik Ini Hasilkan Cuan di 2026?

Ekonesia Ekonomi – Gubernur Bali, Wayan Koster, menargetkan Turyapada Tower, menara pemancar sinyal yang juga dirancang sebagai objek wisata unggulan di Bali Utara, akan mulai menyumbang pendapatan daerah pada akhir tahun 2026. Optimisme ini disampaikan Koster dalam Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin lalu.

Koster meyakini bahwa menara yang berlokasi di Sukasada, Buleleng, ini akan menjadi sumber pendapatan baru bagi Bali. Respons positif dari berbagai pihak yang telah berkunjung semakin menguatkan keyakinannya.

Bali Optimis! Menara Ikonik Ini Hasilkan Cuan di 2026?
Gambar Istimewa : img.antaranews.com

Menara setinggi 115 meter yang berdiri kokoh di atas bukit dengan ketinggian 1.521 mdpl ini, menurut Koster, memiliki daya tarik yang setara dengan menara-menara ikonik dunia seperti Menara Eiffel, Tokyo Tower, Toronto Tower, dan Macau Tower. Pemandangan yang disuguhkan dari Turyapada Tower sangat memukau, meliputi tiga danau indah (Bratan, Buyan, dan Tamblingan), hutan, serta pegunungan.

"Titik nolnya saja sudah kelihatan pemandangan yang sangat indah Bali Utara. Kalau naik lagi ke atas, kita bisa lihat tiga danau, hutan, dan pegunungan. Apalagi kalau sedang ada awan, wah keren, seperti di langit kita," ungkap Koster.

Dengan membandingkan harga tiket masuk menara-menara wisata kelas dunia yang mencapai Rp1,5 juta, Koster memperkirakan Turyapada Tower dapat menawarkan harga tiket masuk antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta. Selain tiket masuk, pendapatan juga akan diperoleh dari berbagai fasilitas di dalam menara, seperti museum, restoran putar dan statis, skywalk, jembatan kaca, dan ruang pertemuan.

Penyelesaian Turyapada Tower diperkirakan mundur hingga tahun 2026 akibat perubahan skema pembangunan, yang juga berdampak pada penurunan belanja modal pada APBD perubahan 2025. Awalnya, pembangunan menara ini direncanakan selesai pada tahun 2025 dengan belanja modal sebesar Rp260 miliar. Namun, kemudian diubah menjadi sebagian pada tahun ini sebesar Rp158,9 miliar dan sisanya pada tahun 2026.

Dengan potensi pendapatan baru yang diperkirakan mulai tahun depan, Koster memproyeksikan bahwa total dana sebesar Rp600 miliar yang telah diinvestasikan untuk pembangunan Turyapada Tower akan mencapai titik impas dalam kurun waktu lima tahun.

Koster menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bali menolak tawaran pengambilalihan proyek oleh pihak swasta demi mendapatkan keuntungan penuh dan mendorong pertumbuhan ekonomi di Buleleng.

"Jadi kita membangun untuk hal yang produktif, menghasilkan uang. Selama ini kita membangun hanya untuk yang menghabiskan uang. Tunggu lagi setahun, sabar, pasti jadi lah barang itu," pungkasnya. Artikel ini ditulis ulang dari laporan ekonosia.com sebelumnya.

Ikuti kami di Google News

Tinggalkan komentar

Related Post