Ekonosia Olahraga – Kedatangan Pep Lijnders sebagai asisten pelatih baru Manchester City, mendampingi Pep Guardiola, memicu perdebatan menarik. Sosok yang sebelumnya dikenal sebagai tangan kanan Jurgen Klopp di Liverpool ini, berpotensi menjadi kombinasi dahsyat atau justru memicu bentrokan ego di ruang ganti The Citizens.
Guardiola, meski dikenal terbuka terhadap masukan staf, seringkali mengambil keputusan akhir sendiri. Sementara itu, Lijnders bukanlah tipe asisten yang pasif. Ia menginginkan peran aktif dan tanggung jawab besar dalam taktik serta dinamika tim.

Pengalaman emas di Liverpool menjadi modal utama Lijnders. Saat Liverpool memintanya kembali dari NEC Nijmegen pada 2018, ia hanya bersedia jika diberi tanggung jawab lebih dari sekadar asisten biasa. Klopp memberikan kepercayaan penuh, mulai dari memimpin sesi latihan hingga mengatur taktik pertandingan.
Lijnders bahkan pernah memimpin langsung Liverpool saat menghadapi Manchester City di Piala Liga 2022. Meski City menang 3-2, Lijnders menunjukkan kapasitasnya sebagai pelatih dengan visi yang kuat.
Perombakan staf pelatih di Etihad membawa Lijnders menjadi bagian dari gelombang baru. Setelah Juanma Lillo dan Inigo Dominguez pergi, City merekrut Kolo Toure dan James French. Namun, Lijnders-lah yang paling mencuri perhatian, terlihat aktif berdiskusi dengan Guardiola selama pramusim.
Guardiola bahkan sempat meminta pendapat Klopp sebelum merekrut Lijnders. Klopp memperingatkan bahwa mantan asistennya itu bukan tipe yang hanya mengatur cone latihan, melainkan akan menuntut ruang untuk berkontribusi nyata.
City berharap Lijnders mampu membawa angin segar dalam strategi mereka, setelah musim lalu hanya finis ketiga di Premier League dan kalah di final Piala FA. Pengalaman dan karakter kuat Lijnders diharapkan menjadi katalis kebangkitan Manchester City.
Lijnders sendiri datang ke Manchester dengan motivasi tinggi, setelah dipecat oleh RB Salzburg pada Desember lalu. Ia ingin membuktikan kapasitasnya sebagai sosok yang mampu memberi warna baru di sepak bola Inggris. Momen emosional perpisahannya dengan Liverpool, saat menyanyikan "You’ll Never Walk Alone" di hadapan penggemar, kini berganti dengan tantangan baru. Mungkin, sudah waktunya ia menghafal lirik "Blue Moon" di ekonosia.com.
Tinggalkan komentar