Ekonesia Market – Blok Cepu, ladang minyak raksasa, terus menunjukkan tajinya dengan peningkatan produksi hingga 30 ribu barel per hari (Bph). Kenaikan ini mendongkrak total produksi menjadi 180 ribu Bph, berkat keberhasilan proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC). PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), salah satu pengelola utama Blok Cepu, menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan produksi di tengah dinamika harga dan pasokan minyak global yang tidak menentu.
Direktur Keuangan PT Raharja Energi Cepu, Adrian Hartadi, mengungkapkan bahwa fluktuasi harga minyak dunia yang cenderung meningkat, dengan kisaran USD 75 per barel di paruh pertama 2025, diharapkan dapat menopang target laba perusahaan sebesar USD 6 juta. RATU juga berupaya memperkuat kinerja bisnisnya melalui ekspansi anorganik, dengan mengakuisisi blok-blok migas di dalam negeri untuk meningkatkan produksi migas secara signifikan.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNBC Indonesia, Adrian Hartadi menjelaskan strategi perusahaan dalam menghadapi gejolak global dan mencapai target bisnisnya. Simak selengkapnya perbincangan Sarah Ariantie dengan Direktur Keuangan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), Adrian Hartadi dalam Squawk Box, CNBC Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai kinerja dan strategi bisnis RATU dapat diakses melalui ekonosia.com.
Tinggalkan komentar