Ekonesia Ekonomi – Ekspor mobil Jerman ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam pada April dan Mei 2025. Data dari Kantor Statistik Federal Jerman (Destatis) menunjukkan penurunan ini terjadi setelah AS memberlakukan tarif baru. Meskipun demikian, secara keseluruhan, ekspor mobil Jerman hanya turun 1,9% dalam lima bulan pertama 2025.
Pada kuartal pertama (Q1) 2025, pengiriman kendaraan ke AS sempat melonjak 14,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy). Namun, setelah Washington menerapkan tarif 25% untuk impor kendaraan dari Uni Eropa (UE) pada April, ekspor langsung anjlok 23,5%. Lonjakan di Q1 diduga kuat karena konsumen Amerika bergegas membeli mobil sebelum tarif baru diberlakukan.

Asosiasi industri otomotif Jerman (VDA) sebelumnya telah memperingatkan dampak signifikan dari tarif tambahan terhadap ekspor mobil UE ke AS. Mereka juga menyoroti potensi kerugian pada rantai pasokan global dan peningkatan biaya bagi konsumen Amerika. VDA menyebut kebijakan tarif AS sebagai "sinyal bencana bagi perdagangan bebas dan berbasis aturan."
AS selama ini merupakan mitra dagang utama Jerman di sektor otomotif. Pada tahun 2024, Jerman mengekspor kendaraan senilai 36,8 miliar euro ke AS, sementara impor mencapai 7,9 miliar euro. Data Eurostat mengonfirmasi bahwa AS tetap menjadi tujuan utama ekspor produk otomotif UE, menyumbang 20% dari total nilai tambah domestik UE di sektor ini. Jerman merupakan pengekspor kendaraan terbesar ke AS di UE.
Tiga produsen mobil terbesar Jerman, yaitu Volkswagen, Mercedes-Benz, dan BMW, bertanggung jawab atas sekitar 73% ekspor mobil UE ke AS tahun lalu. Kenaikan tarif ini memberikan tekanan besar pada ketiga perusahaan tersebut.
Porsche, produsen mobil sport mewah milik Volkswagen Group, bahkan mempertimbangkan langkah-langkah pemangkasan biaya lebih lanjut akibat penurunan penjualan dan peningkatan biaya. CEO Porsche, Oliver Blume, mengakui bahwa kinerja perusahaan belakangan ini tidak sesuai harapan dan memperingatkan tentang penyesuaian struktural lebih lanjut. Perusahaan melaporkan penurunan penjualan global sebesar 6% untuk paruh pertama tahun ini.
Selain permintaan mobil listrik (EV) yang lesu dan pasar mobil mewah yang melemah, Porsche juga menghadapi tekanan pada margin keuntungan di AS akibat tarif impor baru. Perusahaan memperkirakan telah mengeluarkan sekitar 300 juta euro dalam bentuk biaya tambahan untuk mengimbangi bea masuk AS yang lebih tinggi pada April dan Mei.
Sementara itu, data impor Destatis menunjukkan bahwa kendaraan buatan AS juga mengalami penurunan di pasar Jerman. Dalam lima bulan pertama 2025, impor dari AS turun lebih dari 30% (yoy), merosot ke posisi kelima di belakang China. Penurunan ini mengindikasikan bahwa produsen mobil AS, termasuk merek Jerman yang berproduksi di AS, juga menghadapi kerugian signifikan. Menurut VDA, AS mengekspor 233.600 kendaraan senilai 10,3 miliar euro ke UE pada 2024, dengan sekitar 60% di antaranya ditujukan ke Jerman. Sebagian besar kendaraan yang diproduksi oleh perusahaan Jerman di AS diekspor ke pasar-pasar di seluruh dunia. Informasi ini disajikan oleh ekonosia.com.
Tinggalkan komentar