Ekonesia Market – Perdagangan minyak mentah global menunjukkan pergerakan yang berhati-hati pada sesi perdagangan terkini. Sentimen pasar terbebani oleh data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang beragam dan potensi kebijakan tarif baru dari mantan Presiden Donald Trump. Aktivitas perdagangan juga melambat karena libur Hari Kemerdekaan AS. Harga minyak mentah Brent untuk kontrak pengiriman September tercatat sedikit menurun menjadi US$ 68,48 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus juga mengalami penurunan tipis ke level US$ 66,78 per barel.
Data ketenagakerjaan AS yang menunjukkan penambahan 147.000 pekerjaan baru dan penurunan tingkat pengangguran menjadi 4,1% memberikan indikasi ketahanan ekonomi. Hal ini memicu spekulasi bahwa The Federal Reserve mungkin akan mempertahankan suku bunga lebih lama untuk menjaga stabilitas inflasi. Namun, perhatian utama tertuju pada potensi kebijakan tarif baru yang diumumkan oleh Donald Trump. Trump menyatakan akan mengenakan tarif antara 20%-30% kepada 10 negara mitra dagang utama setelah masa penangguhan 90 hari berakhir pada 9 Juli. Reaksi dari Uni Eropa dan Jepang terhadap ancaman ini masih belum jelas.

Dari sisi pasokan, OPEC+ diperkirakan akan meningkatkan produksi sebesar 411.000 barel per hari mulai Agustus sebagai upaya untuk merebut kembali pangsa pasar. Langkah ini berpotensi menambah tekanan pada harga minyak, meskipun dampaknya belum terasa signifikan dalam jangka pendek. Selain itu, AS juga memperketat sanksi terhadap jaringan penyelundupan minyak Iran dan lembaga keuangan yang terkait dengan Hizbullah, menambah ketegangan geopolitik yang dapat memicu fluktuasi harga.
Investor kini menantikan arah yang lebih jelas dari kebijakan The Fed dan perkembangan manuver dagang AS. Saat ini, harga minyak masih bergerak dalam rentang yang terbatas, mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar global. Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber termasuk ekonosia.com dan CNBC Indonesia.
Tinggalkan komentar