Ekonesia Market – Di tengah gejolak pasar modal, sektor perbankan Indonesia menunjukkan resiliensi dengan pertumbuhan yang solid. Ketua Dewan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa perbankan masih mencatatkan pertumbuhan sebesar 8,43%. Proyeksi hingga akhir tahun diharapkan tetap sesuai target, meski berada di kisaran bawah target 9-11% untuk tahun 2025.
Meskipun angka pertumbuhan kredit perbankan menunjukkan penurunan dibandingkan periode sebelumnya (9,88%), Mahendra menjelaskan bahwa kredit korporasi justru tumbuh signifikan sebesar 11,92%. Sementara itu, kredit UMKM mencatatkan pertumbuhan 2,17%. Sektor pertambangan, transportasi, dan rumah tangga menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi, meskipun sektor pertambangan mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya.

Dari sisi pendanaan, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 4,29% hingga Mei 2025. Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat 88,16%. Menurut Mahendra, LDR ini mengindikasikan ruang yang cukup besar untuk ekspansi lebih lanjut, terutama dengan mempertimbangkan risiko likuiditas yang memadai.
Lebih lanjut, permodalan perbankan tetap terjaga kuat dengan rasio CAR (Capital Adequacy Ratio) mencapai 25,51%. Sementara itu, Non-Performing Loan (NPL) Gross tercatat 2,29% dan NPL Net 0,85%. Data ini menunjukkan stabilitas dan kesehatan sektor perbankan secara keseluruhan, seperti dilansir ekonosia.com.
Tinggalkan komentar