Ekonesia Ekonomi – Kabar gembira datang dari sektor energi! Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengumumkan bahwa produksi minyak bumi Indonesia mencapai angka 602 ribu barel per hari (bph) per tanggal 29 Juni 2025. Pengumuman ini disampaikan dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR di Jakarta, Rabu lalu.
Peningkatan produksi ini didorong oleh beberapa faktor kunci. Salah satunya adalah peresmian lapangan minyak baru, yaitu lapangan minyak Forel dan Terubuk yang terletak di wilayah Kepulauan Riau. Kehadiran dua lapangan ini memberikan tambahan produksi sebesar 20 ribu barel per hari.

Selain itu, peningkatan produksi juga berasal dari Lapangan Banyu Urip di Blok Cepu, Jawa Timur. Sebelumnya, lapangan ini memproduksi 150.000 barel per hari. Kini, angkanya melonjak menjadi 180.000 barel per hari, setara dengan 25% dari lifting minyak nasional.
Meskipun produksi minyak bumi meningkat, Bahlil menjelaskan bahwa minyak tersebut belum siap jual dan belum dihitung sebagai lifting. Namun, dengan perkembangan positif ini, Bahlil optimis bahwa target lifting minyak pemerintah sebesar 605 ribu barel per hari dapat tercapai pada akhir Desember 2025.
Sebagai perbandingan, pada bulan Mei 2025, Kementerian ESDM mencatat realisasi lifting minyak bumi sebesar 568 ribu barel per hari. Untuk tahun 2026, Bahlil menargetkan lifting minyak sebesar 600-610 bph dan gas bumi sebesar 5.338-5.695 mmscfd. Target ini mempertimbangkan potensi penurunan produksi dari sumur-sumur minyak yang sudah tua.
"Di samping kita berusaha untuk menaikkan lifting, kita juga harus menjaga penurunan yang ada. Atas dasar itu, kami mengusulkan kepada Komisi VII, kami rencanakan sekitar 605-610 ribu barel per hari," kata Bahlil, seperti dikutip dari ekonosia.com.
Tinggalkan komentar