Ekonesia Ekonomi – PT Pandawa Agri Indonesia (PAI) memperkenalkan inovasi terbarunya, Teknologi Pendampingan PAI (PPAI), sebuah solusi pertanian yang lebih ramah lingkungan dan bertujuan meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan. Teknologi ini dirancang untuk mengoptimalkan kesehatan tanaman dan tanah, mendorong praktik budidaya yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing ekonomi.
CEO Pandawa Agri Indonesia, Kukuh Roxa, menjelaskan bahwa Teknologi PPAI telah diimplementasikan pada berbagai komoditas pertanian, khususnya padi dan kopi. Penerapannya melibatkan kombinasi input pertanian yang seimbang dan terukur, disesuaikan dengan kebutuhan spesifik tanaman.

Salah satu contoh keberhasilan penerapan Teknologi PPAI adalah pada program Pengembangan Ekosistem Skala Industri Beras Biofortifikasi di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Di lahan seluas lima hektare, PPAI dikombinasikan dengan budidaya benih varietas IPB 9G dan IPB 15S hasil riset IPB University, serta metode irigasi Alternate Wetting and Drying (AWD). Metode AWD terbukti efektif mengurangi penggunaan air secara signifikan, meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
Kombinasi Teknologi PPAI dan AWD menghasilkan praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dalam budidaya padi. Riset IPB University menunjukkan bahwa penerapan Teknologi PPAI dapat menurunkan emisi metana hingga 24 persen. Lebih lanjut, kombinasi AWD dan Teknologi PPAI meningkatkan efisiensi penggunaan air hingga 213 persen dibandingkan metode konvensional.
"Riset ini membuktikan bahwa dengan teknologi dan praktik yang tepat, padi yang dikenal sebagai tanaman boros air dapat dibudidayakan secara hemat air, rendah emisi, dan tetap produktif," ujar Kukuh Roxa.
Sekretaris Institut IPB University, Prof. Dr. Agus Purwito, menambahkan bahwa pengembangan budidaya beras biofortifikasi di Banyuwangi menunjukkan bahwa inovasi dari akademisi, mulai dari pengembangan benih hingga pengukuran emisi, dapat langsung diterapkan untuk memperbaiki sistem pertanian di lapangan.
Sebelumnya, pada 25 Juni 2025, telah dilakukan panen raya beras biofortifikasi sekaligus peluncuran ekosistem beras biofortifikasi berskala industri pertama di Indonesia. Ini merupakan kemitraan strategis pentahelix antara Pandawa Agri Indonesia, Danone-AQUA, IPB University, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Perum Bulog, dan Bank Indonesia.
Dengan dukungan kuat dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, ekosistem ini terus berkembang dan ditargetkan mencakup hingga 500 hektar lahan budidaya pada tahun depan. Informasi ini dilansir dari Ekonesia Ekonomi – .
Tinggalkan komentar