Ekonesia Ekonomi – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Hubla) tengah melakukan inspeksi ketat terhadap 17 kapal di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu. Langkah ini dilakukan untuk memastikan seluruh kapal laik berlayar menjelang dibukanya kembali alur pelayaran yang sempat terhambat sedimentasi.
Pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pulau Baai ini meliputi berbagai aspek penting, mulai dari teknis kapal, peralatan navigasi dan komunikasi, hingga perlengkapan keselamatan dan kelengkapan dokumen pelayaran. Kepala KSOP Pulau Baai, Petrus Christanto Maturbongs, menegaskan bahwa prioritas utama adalah keselamatan dan keamanan pelayaran.

"Kegiatan ini kami lakukan sebagai langkah persiapan pembukaan alur, sekaligus untuk memastikan semua kapal yang akan keluar dari kolam pelabuhan berada dalam kondisi laik laut dan aman untuk berlayar," ujar Petrus, seperti dikutip dari ekonosia.com, Kamis.
Dari hasil pemeriksaan, 12 kapal dinyatakan laik laut dengan beberapa temuan minor yang memerlukan perbaikan kecil. Sementara itu, 5 kapal lainnya dinyatakan tidak laik laut karena masalah administratif, terutama terkait masa berlaku sertifikat kapal yang telah habis. Saat ini, agen kapal masing-masing tengah mengurus perpanjangan sertifikat tersebut.
Petrus menambahkan bahwa KSOP Pulau Baai juga berencana untuk mengaktifkan kembali trayek perintis kapal KMP. MH Thamrin. Diharapkan, langkah ini dapat memulihkan aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat Pulau Enggano yang sempat terhambat akibat terbatasnya akses transportasi laut.
Pembukaan alur Pelabuhan Pulau Baai dijadwalkan pada minggu pertama Juli 2025, membuka kembali jalur pelayaran penting menuju dan dari Pulau Enggano. Kemenhub terus memantau perkembangan ini untuk memastikan kelancaran dan keamanan pelayaran di wilayah tersebut.
Tinggalkan komentar